Tentang Jurnal Banda

The Banda Journal berkisah tentang warisan penjajahan dan eksploitasi selama berabad-abad di Kepulauan Banda. Terdiri dari dua belas pulau kecil yang dikepung lautan luas, Banda adalah saksi paling awal peraduan nasib orang-orang Eropa di Asia dan memegang peranan penting dalam sejarah ekonomi global. Pasalnya, Banda adalah satu-satunya di mana pala tumbuh, rempah wangi berharga selangit yang berfungsi sebagai pengawet dan dipercaya sebagai obat berbagai penyakit di Abad Pertengahan. Demi mencari tempat asal rempah yang begitu berharga, orang-orang Portugis berlayar menjelajahi Tanjung Harapan, Christopher Colombus tak sengaja menemukan Amerika, dan perusahaan multinasional pertama di dunia pun turut lahir: Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda atau VOC. Di Banda, seperti halnya di banyak tempat lainnya, perburuan rempah pada akhirnya hanya berujung pada kesengsaraan penduduknya. Dan kini, Kepulauan Banda tidak lebih dari sekedar noktah samar di atas peta.

Sepanjang 2014 hingga 2017, fotografer Muhammad Fadli dan penulis Fatris MF berulang-kali berkunjung dan menetap di Kepulauan Banda. Mereka berkolaborasi mendokumentasikan kisah-kisah tentang kepulauan yang dulu pernah begitu dicari ini. Hasilnya adalah sebuah karya dokumenter yang diharapkan dapat memberi pandangan yang mendalam tentang beragam segi kehidupan di pulau-pulau tersebut, tentang masa lalunya dan kondisinya hari ini.

Muhammad Fadli adalah seorang fotografer dokumenter dan potret kelahiran Bukittinggi yang kini menetap di Ja­karta. Selain aktif menggarap karya personal, dia banyak mengerjakan penugasan editorial untuk berbagai publikasi internasional. Dia adalah kontributor tetap untuk National Geographic, The Wall Street Journal, dan Rest of World. Karyanya pernah terbit di Washington Post, Bloomberg Businessweek, 11 Freunde, Das Magazin, Der Spiegel, The Smith Journal, FT Weekend Magazine, Monocle, Afar, Mare, DestinAsian, dan lainnya. Pada 2018, buku perta­manya berjudul Rebel Riders, yang mengulas tentang komu­nitas Vespa ekstrem di Indonesia, diterbitkan oleh Dienacht di Leipzig, Jerman. 

Website | Instagram

Fatris MF adalah seorang penggemar filologi dan sastra lisan yang bekerja sebagai periset dan jurnalis lepas untuk beberapa media, seperti DestinAsian Indonesia dan Koran Tempo. Tiga bukunya, Merobek Sumatra (2015), Kabar dari Timur (2018), dan Lara Tawa Nusantara (2019), merupakan kumpulan catatan perjalanannya ke berbagai daerah di In­donesia yang berfokus pada sejarah, isu lingkungan, serta pergeseran budaya dan pergesekannya dengan modernisasi. Dia menetap di Padang, Sumatra Barat. 

Website | Instagram

Kerabat Kerja

Pengarah dan Produser
Muhammad Fadli

Fotografi dan Video
Muhammad Fadli

Penulis
Fatris MF

Konsep Situs
Muhammad Fadli, Zulkifli (baliklayar.org)

Desain Grafis dan Konsep Buku
Jordan Marzuki dan Laras Koesoemo

Editor teks dan riset tambahan
Cristian Rahadiansyah dan James Louie

Editor Foto (buku)
Yoppy Pieter dan Muhammad Fadli

Penerjemah (Inggris)
Nina Hidayat dan Eka Nickmatulhuda

Korektor
Astri Apriyani (Indonesia), Rose Hodge dan Martin Westlake (Inggris)

Asisten Produksi
Atikah Zata Amani


Ucapan Terima kasih
Atikah Zata Amani, Maiza Elvira, Cristian Rahadiansyah, James Louie, Nina Hidayat, Jordan Marzuki, Laras Koesoe­mo, Mirna Aprilla, Yoppy Pieter, Atet Dwi Pramadia, Zulkifli, Putu Sayoga, Kurniadi Widodo, Eka Nickmatulhuda, Harinda Bama, Giri Prasetyo, Astri Apriyani, Samuel Res­pati, Nyimas Laula, Danar Tri Atmojo, Nathalia Gunawan, Stephanie Gunawan, David Getty, Ramadhani, Deddy Arsya, Zelfeni Wimra, Edy Purnomo, Ng Swan Ti, Celina Lunds­ford, Barbara Strauss, Juliette Garms, Janna Dotschkal, Bismo Agung, Ngiap Heng Tan, Zhuang Wubin, Lukman Ang, Ardiansyah, Yahya Ali, Wa Ramla La Silaha, Abdulah La Pari, Kardi Husin, Sari Lagua, Ramon Alwi, Reza Tuasi­kal, Murni Amalia Ridha, Adistya Fabianto, Anca Manimau, Arul, Shafira Boften, Alfan Daulau, Pongky van den Broeke, Iqbal Baadila, Faruk Baadila, Kardi Husin, Syaukani, La­haji Lasiddiq, Bahri Sabban, Zein Zainal, Munawir Borut, Ja’far Borut, Andi Borut, Masa Latar, Aipa Latar, Narti Latar, Mustika Latar, Lawataka Latar, Erna, Abdul Riva'i, Ahmad Riva'i, Polai, Hasyim, Wandi, and Nyong. Juga, terima kasih kepada semua narasumber dan kolaborator buku ini.

***

Hak cipta dilindungi Undang-undang © Jurnal Banda, The Banda Journal 2021